Kelapa Sawit di Gampong Pajar Menghasilkan Sekitar 550 Ton Per Tahun dari Lahan Seluas 900 ha.

Lahan Sawah di Gampong Pajar Memiliki Luas 600 hektar dan Menghasilkan 421 Ton Padi Per Tahunnya.

Kelapa di Gampong Pajar Menghasilkan Sekitar 75 Ton Per Tahun dari Luas Lahan Kelapa 50 ha.

Peternakan Sapi yang Menyongkong Ekonomi dan Pangan Lokal di Gampong Pajar Memiiki 45 ekor Sapi.

Peternakan Kambing yang Mendukung Ekonomi Lokal Gampong Pajar Mencapai 89 ekor Per Tahun nya.

Gampong Pajar adalah bagian dari pemekaran Gampong Reuntang pada saat tahun 1987 pemerintah pusat melaksanakan program pengembangan wilayah yang lebih dikenal dengan program transmigrasi yang bertujuan untuk melakukan pemerataan penyebaran penduduk di Indonesia, selain itu untuk menghidupkan lahan tidur menjadi lahan produktif. Program ini mendatangkan warga transmigrasi selain dari pulau jawa dari warga lokal juga ada. Pembukaan lahan dengan melakukan perambahan hutan dilaksanakan oleh Dinas Transmigrasi D.I Aceh pada saat itu, Dinas Transmigrasi D.I Aceh bekerjasama dengan CV.Cimbunga Banda Aceh dalam melakukan berbagai upaya persiapan pembangunan berbagai fasilitas pendukung. Pada tahun 1989 pembangunan rumah transmigrasi dimulai sebanyak 200 unit kemudian pada tahun selanjutnya 1990 prasarana transportasi secara keselurahan juga mulai dibangun. Dengan rampungnya pembangunan sarana dan prasarana yang diselesaikan secara bertahap tersebut, maka pemerintah mendatangkan warga yang tergabung dalam program transmigrasi dari pulau jawa sebanyak 140 kk dan warga lokal sebanyak 60 kk.

Di tahun 1991 sampai dengan tahun 1992 warga transmigrasi sudah menempati dan memiliki rumah serta lahan untuk dikelola masing-masing. Melalui program KUPT melakukan pembersihan lahan dengan sistem kerja kelompok. Adanya berbagai kegiatan yang dilakukan dengan cara gotong royong diantara masyarakat sehingga warga transmigrasi berinisiatif untuk melahirkan sebuah nama Gampong yang bisa memperkuat persatuan antar warga, dari beberapa nama yang muncul akhirnya nama PAJAR diambil untuk nama gampong yang sebelumnya bagian dari Gampong Reuntang. Nama PAJAR ini merupakan gambaran dari persatuan antara masyarakat transmigrasi dan masyarakat reuntang, Pajar ini merupakan singkatatan dari Persatuan Aceh, Jawa dan Reuntang.

Pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1993 pemerintah mulai melanjutkan program dengan dukungan modal usaha untuk warga transmigrasi sehingga warga mulai menanam berbagai tanaman palawija dan holtikultura, adanya program modal usaha sangat membantu warga transmigrasi juga masyarakat sekitar serta sampai sekarang gampong ini dapat disejajarkan dengan gampong lain disekelilingnya yang juga dinilai cukup potensial untuk menghasilkan berbagai hasil baik dari sektor pertanian, perkebunan maupun peternakan.